1. Untuk menentukan apakah suatu kata itu benar-benar kata sifat atau bukan, dapat kita coba periksa dengan rumus kata sifat yaitu mengambil bentuk se+reduplikasi+nya, atau diperluas dengan kata paling, lebih dan sekali.
Contoh:
- besar, bentuk yang dapat diambil : sebesar-besarnya, paling besar, lebih besar, besar sekali.
- luas, bentuk yang dapat diambil: seluas-luasnya, paling luas, lebih luas, luas sekali.
- sakit, bentuk yang dapat diambil: sesakit-sakitnya, paling sakit, lebih sakit, sakit sekali.
2. Selain memenuhi rumus-rumus di atas dapat pula kita teliti apakah kata itu menyatakan suatu keadaan atau menyatakan kesifatan suatu benda.
Contoh:
- yang menyatakan suatu keadaan: sejuk, harum, lembut.
- yang menyatakan kesifatan suatu benda: kenangan manis, jas putih, peci bagus.
3. Letak kata sifat yang benar pada umumya di belakang kata benda, tetapi apabila dipentingkan dapat juga diletakkan di depan kata benda.
Contoh:
- Orang jujur tidak mau korupsi.
- Kaum muda harus segera dibina.
- Tangkas orang itu menangkis perkataannya.
- Harum namannya ibarat bunga melati.
Baca Juga: contoh paragraf narasi
4. Penggunaan kata sifat di dalam kalimat dapat berfungsi sebagai:
- atributif, contoh: Sutomo kecil hidup di lingkungan kasih sayang.
- predikatif, contoh: Kolamnya besar dikelilingi bunga melati.
- predikatif inversi, conto: Pesat perkembangannya Budi Utomo itu.
- substantif, contoh: Lemahnya daya tangkap seseorang terlihat ketika ia menjawab pertanyaan.
5. Bentuk kata sifat:
- Kata dasar, contoh: hitam, jujur, lemah, pesat, sadar.
- Kata ulang, contoh: muda-muda, compang-camping, baru-baru.
- Frase, contoh: kasih sayang, air sejuk, rakyat lemah.
- Kata pungut: obyektif, stabil, konkrit.